Berikutini adalah beberapa Contoh Report Text mulai dari tumbuhan, hewan, tempat, bencana alam, teknologi, benda, dan contoh soal. Kategori. tanah longsor, longsoran salju, abu jatuh serta banjir. Abu vulkanik segar, terbuat dari batu bubuk, dapat keras, asam, berpasir, seperti kaca serta berbau. Abu bisa mengakibatkan kerusakan di paru

Connection timed out Error code 522 2023-06-16 112033 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82a9476980b7fb • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Viewjurnal 1 tanah GEOLOGY 123 at Universitas Gadjah Mada. P-ISSN : 24429910 E-ISSN : 2548642X S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(2) (2019) DOI:
Artikel Teks Bahasa Inggris Tentang Fenomena Alam “AURORA” Lengkap Dengan Terjemahan dan Daftar Kosakata Baru By Pustaka Bahasa InggrisPosted on March 19, 2019November 2, 2019 Dear Readers, Banyak sekali fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia bakteri, penuaan, read more
Thisessay examines the convergences, tensions and mutual influences of agrarian and environmental movements in Indonesia and their connections to transnational movements under state-led development and neoliberal governance regimes.
detikNewsMinggu, 11 Jun 2023 2059 WIB 5 Cara Mencegah Tanah Longsor, Simak Dulu Pengertian dan Penyebabnya Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Apa saja cara mencegah tanah longsor? 1day ago · Search: Asal Susuk.Legenda Asal Mula Nama Kota Bandung Alkisah pada zaman dahulu kala di tanah pasundan, di pinggiran sungai Citarum hidup lah seorang kakek tua yang terkenal karena memiliki ilmu sakti mandraguna Asal-usul suatu daerah hingga saat ini masih berkembang Pengertian Filsafat Begitu banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu.

Contoh Explanation Text Adapun Tanah Longsor – Bencana lahan longsor cerbak terjadi di bilang wilayah di Indonesia, khususnya di daerah gunung-gemunung. Sekadar, tahukah anda bagaimana tanah longsor dapat terjadi? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya lahan longsor dalam sebuah explanation text. Contoh Explanation Text Akan halnya Petak Longsor Landslide Landslide is a geological process that happen because of the movement of rock mass or soil such as the fall of rocks or clumps of soil which detached from the main section of the mountain or hill. Landslide usually happen in the mountainous areas. Mostly landslides happen because of earthquake that moves the underground plate which caused the element or the subsurface plate displaced, so it is causing fraction and landslide. High rainfall during the rainy season will also caused landslide. Long duration of the rain will occur the water evaporation on the ground surface in large amounts. The evaporation will make pore or soil cavity, then there would be cracks on the ground. When rain falls, the rain will infiltrate the cracks. Then, the water will accumulated at the bottom of the slope and caused lateral movement which occur landslide. Landslide often caused a lot of disadvantages. Landslide can make people lose their house, lands, and properties because buried by the landslide. The worst is the loss of life because they can’falak run from the landslide. So, to prevent landslide to happen, tiba to care about our environtment. We can menginjak by planting tree and do reforestation. Plus, do titinada throw trash carelessly to keep our environment clean. So, we would prevent flood and landslide during the rainy season. Arti internal Bahasa Indonesia Tanah Longsor Tanah longsor adalah suatu proses geologi yang terjadi karena rayapan komposit bebatuan atau lahan seperti jatuhnya bebatuan alias segumpal petak yang terpisah pecah bagian terdahulu pegunungan atau bukit. Tanah longsor galibnya terjadi di area pegunungan. Rata-rata dari tanah longsor terjadi karena lindu nan menggerakkan lempeng bawah kapling nan menyebabkan anasir ataupun lempeng permukaan mayapada bergeser, sehingga menyebabkan kerenggangan dan tanah longsor. Tingginya curah hujan sejauh musim penghujan pun boleh menimbulkan tanah longsor. Lamanya durasi hujan akan menimbulkan uap air di latar persil dalam jumlah yang segara. Embun ini akan menyampaikan pori-pori atau sinus tanah, kemudian akan menimbulkan retakan pada tanah. Ketika hujan abu roboh, hujan angin akan menyusup ke dalam retakan tersebut. Kemudian, air akan terakumulasi di dasar lereng dan menyebabkan pergerakan lateral nan kesudahannya menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor sayang menimbulkan banyak ketakberuntungan. Lahan longsor boleh membentuk orang-orang kekeringan apartemen, tanah, dan harta karena tertimbus tanah longsor. Nan minimum parah adalah jatuhnya korban roh karena mereka tidak dapat menyelematkan diri berpangkal kapling longsor. Jadi, untuk mencegah terjadinya tanah longsor, mulailah untuk peduli pada lingkungan. Kita bisa memulai dengan menanam pohon dan penanaman hutan. Dirambah lagi, jangan membuang sampah sembarangan buat menjaga lingkungan kukuh bersih. Sehingga kita dapat mencegah banjir dan persil longsor selama musim penghujan.

A Pengertian Explanation Text. Sebelum mulai membahas tentang generic structure dan ciri-ciri explanation text dan contohnya, saya akan mulai dulu dengan definisi dari explanation text dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. " Explanation is a text which tells processes relating to forming of natural, social, scientific and cultural

Tanah Longsor merupakan perpindahan atau pergerakan masa tanah yang diakibatkan karena tanah tidak kuat untuk menopang beban yang berada di permukaan tanah, Tanah longsor juga dipengaruhi beberapa variabel, yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, dan faktor geologi. Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi bencana tanah longsor karena bentuk lahan pegunungan struktural denudasional, atau pegunungan yang bergelombang dan memiliki lereng yang curam, jika terdapat curah hujan yang cukup lebat maka hal tersebut dapat menjadi longsor, dan tergantung jenis tanahnya juga maka dari itu penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan untuk mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Dlingo. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Laporan Penelitian MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR UNTUK MASYARAKAT DI WILAYAH PEGUNUNGAN STRUKTURAL DENUDASIONAL KECAMATAN DLINGO Disusun Oleh Rada Safira 18040274052 Mochamad Afif 18040274053 Nur Aini Miftakhur Rohmah 18040274070 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM PENDIDIKAN GEOGRAFI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI APRIL 2021 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Longsor merupakan perpindahan atau pergerakan masa tanah yang diakibatkan karena tanah tidak kuat untuk menopang beban yang berada di permukaan tanah, Tanah longsor juga dipengaruhi beberapa variabel, yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, dan faktor geologi. Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi bencana tanah longsor karena bentuk lahan pegunungan struktural denudasional, atau pegunungan yang bergelombang dan memiliki lereng yang curam, jika terdapat curah hujan yang cukup lebat maka hal tersebut dapat menjadi longsor, dan tergantung jenis tanahnya juga maka dari itu penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan untuk mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Dlingo. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Keadaan Curah hujan yang dapat menjadi penyebab terjadinya tanah longsor di kabupaten Dlingo? 2. Bagaimana cara masyarakat mengatasi lereng yang curam karena struktur wilayah yang berupa pegunungan struktural denudasional penyebab terjadinya longsor? 3. Bagaimana Pengaruh Jenis Tanah Terhadap bencana Tanah Longsor? Tujuan 1. Untuk Mengetahui keadaan curah hujan di kabupaten Dlingo sebagai penyebab terjadinya longsor 2. Untuk mengetahui tindakan masyarakat dalam menghadapi daerah lereng yang curam karena struktur wilayah yang berupa pegunungan struktural denudasional yang dapat menjadi penyebab longsor 3. Untuk mengetahui Jenis tanah yang dapat menjadi pengaruh tanah longsor Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan pada mata kuliah Geografi fisik , selain itu penelitian ini juga digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan mitigasi bencana yang ada di wilayah tersebut. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian yang penulis susun ini dapat digunakan pemerintah setempat untuk melakukan mitigasi bencana pada wilayah yang berpotensi besar terkena dampak yang ditimbulkan oleh tanah longsor. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi lingkungan disekitarnya sehingga masyarakat dapat memperhatikan dan beradaptasi dengan wilayah pegunungan struktural denudasional dan berbagai dampak yang ditimbulkan dengan kondisi geologi wilayah tersebut. Batasan Istilah Mitigasi, Tanah Longsor,Curah Hujan, Bencana, Tanah. BAB 2 Tinjauan Pustaka Mitigasi Mitigasi BNPB, 2007 adalah serangkaian upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana yang mungkin terjadi, tujuan ada dua yaitu fisik dan non fisik. a Fisik meliputi 1. Penekanan pada kerusakan gedung, bangunan dan rumah. 2. Bencana alam terlokalisir. 3. Jeda waktu yang memungkinkan untuk menyelamatkan diri. 4. Terbentuknya sistem manajemen penanganan bencana alam. b Non fisik meliputi 1. Penanganan konsep bencana alam yang lebih baik. 2. Memupus sikap pasrah diri. 3. Terbentuknya ketrampilan dasar untuk menghadapi bencana alam. 4. Membentuk sikap hidup berdampingan dengan bencana khususnya masyarakat untuk wilayah yang rawan bencana Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter mm di atas permukaan horizontal. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Indonesia merupakan negara yang memiliki angka curah hujan yang bervariasi dikarenakan daerahnya yang berada pada ketinggian yang berbeda-beda. Curah hujan 1 satu milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada termpat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung 6 air sebanyak satu liter. Tanah Longsor Skempton dan Hutchinson 1969, tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan peyusun lereng tersebut. Bencana Bencana disaster merupakan fenomena yang terjadi karena komponen-komponen pemicu trigger, ancaman hazard, dan kerentanan vulnerability bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyababkan terjadinya risiko risk pada komunitas BNPB, 2005 10. Tanah Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Menurut Dokuchaev 1870 dalam Fauizek dkk 2018, Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan. BAB 3 Metode Bentuk Kajian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Hadari Nawawi 200067 dalam Marsudi, 2017 penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan prosedur pemecahan masalahnya solusi yang diselidiki dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, dan masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya yang meliputi interpretasi data dan analisis data. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan lokasi terdampak letusan Gunung Merapi. Kecamatan Cangkringan berada pada kawasan rawan bencana II dan III KRB II dan III. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan studi pustaka. Variabel Data Variabel yang digunakan adalah Intensitas Curah Hujan Tahunan, Jenis Tanah, Kondisi Wilayah, Serta Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi Bencana. Prosedur Kerja a. Interpretasi citra untuk identifikasi dan mendeliniasi batas bentuk lahan serta penggunaan lahan. b. Penyiapan peta digital citra maupun google earth c. Menyiapkan data curah hujan tahunan d. Mengetahui Jenis tanah di daerah Kec. Dlingo e. Melakukan observasi dan cek lapangan berdasarkan informasi di peta dan citra. f. Penyiapan pertanyaan untuk wawancara secara sistematik yang dapat dipahami responden. g. Menentukan lokasi spesifik dari satuan lahan yang akan dijadikan sebagai lokasi pengamatan. h. Melakukan pendeskripsian lokasi secara umum dan pengukuran variabel. i. Melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat setempat. j. Tabulasi dan pengelompokan data yang diperoleh k. Menganalisis data hasil tabulasi sesuai dengan tujuan penelitian serta untuk membuktikan hipotesis penelitian. Melakukan pemahaman dan pemaknaan hasil analisis serta penulisan laporan penelitian Cara Analisis 1. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian. 2. Penyajian data, yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebabakibat. BAB 4 Hasil dan Pembahasan Deskripsi Wilayah 1. Wilayah Administrasi Kecamatan Dlingo berada di sebelah Timur Ibukota Kabupaten Bantul, dengan luas wilayah ha. Wilayah administrasi Kecamatan Dlingo meliputi 6 desa yaitu a. Desa Terong, b. Desa Dlingo, c. Desa Temuwuh, d. Desa Muntuk, e. Desa Mangunan, f. Desa Jatimulyo. 2. Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Dlingo berbatasan dengan a. Utara Kecamatan Piyungan dan Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul b. Timur Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul c. Selatan Kecamatan Playen dan Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, d. Barat Kecamatan Imogiri, Kecamatan Pleret. Kecamatan Dlingo berada di dataran tinggi. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 320 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan Ibukota Kabupaten Bantul adalah 23 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan Dlingo 0% berupa daerah yang datar sampai berombak, 100% berombak sampai berbukit dan 0% berbukit sampai bergunung. 3. Klimatologi Kecamatan Dlingo beriklim seperti layaknya daerah dataran tinggi di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Dlingo adalah 32ºC dengan suhu terendah 24ºC. 4. Penduduk Kecamatan Dlingo dihuni oleh KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Dlingo adalah orang dengan jumlah penduduk laki-laki orang dan penduduk perempuan orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Dlingo adalah 750 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Dlingo adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat orang atau 20,88% penduduk Kecamatan Dlingo bekerja di sektor pertanian.. 5. Sentra Industri Terdapat 3 sentra industri kerajinan di wilayah kecamatan Dlingo, yakni Karangasem Muntuk - Sentra kerajinan bambu. Klepu Temuwuh - Sentra kerajinan meubel. Tanjan Temuwuh - Sentra kerajinan kusen dan daun pintu/jendela. 6. Wisata Budaya a. Upacara Rasulan / Gumbregan Upacara rasulan masih rutin dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Dodogan, Jatimulyo, Kecamatan Dlingo. Kegiatan ini merupakan nilai - nilai tradisi yang sangat diperhatikan oleh masyarakat setempat karena makna yang terkandung didalamnya sangat memberikan arti yang begitu mendalam bagi kehidupan masyarakat dusun Dodogan. b. Wisata Alam Gua Gajah Gua gajah terletak di Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo. Gua Gajah merupakan gua karst yang terletak pada kawasan karst gunung sewu. Gua ini merupakan gua horisontal dengan panjang kurang lebih 50 meter. Nama Gua Gajah berasal dari ciri khas gumpalan batu yang berbentuk menyerupai gajah. Analisis 1. Analisis Intensitas Curah Hujan di Kecamatan Dlingo BPS Kab Bantul Intensitas Curah Hujan Tahun 2019 Curah Hujan per Bulan mm Menurut data tersebut curah hujan yang tinggi pada wilayah Kecamatan Dlingo terdapat pada bulan Januari sehingga pada bulan ini hingga seterusnya maka akan dapat menyebabkan Bencana Alam Tanah Longsor karena kondisi tanah yang lembab dan intensitas hujan tinggi serta terdapat lereng yang curam dapat mengakibatkan potensi bencana alam ini lebih rentan terjadi di daerah lereng karena salah satu ciri pegunungan struktural denudasional memiliki lereng yang curam. 2. Analisis Tindakan Masyarakat dalam wilayah Pegunungan Struktural Denudasional Masyarakat Kecamatan Dlingo beradaptasi dengan cara seperti Mengurangi Keterjalan lereng tersebut, Mengurangi membangun rumah atau fasilitas umum di daerah rawan longsor lereng terjal, maupun daerah pinggiran sungai, membuat bangunan penahan, dan tidak menebang pohon di daerah lereng yang terjal. 3. Analisis Jenis Tanah yang Menyebabkan Tanah Longsor Berdasarkan Peta Hasil Studi Kerawanan Bencana Gelombang Tanah Longsor Pusat Studi UGM 2007 dalam profil kesiap-siagaan Penanggulangan Bencana Menjelaskan bahwa kecamatan Dlingo merupakan wilayah yang sangat rawan longsor. Daerah Perbukitan ini tersusun atas perselingan antara tanah Mediteran dan Latosol. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir. Tanah latosol berasal dari batuan induk breksi/konglomerat. Jenis tanah latosol merupakan jenis tanah yang berkembang, berwarna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah iklim basah dan berasal dari batuan induk tuf. Menurut Rosmarkam 1998 tanah latosol meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut sehingga terjadi pelindihan unsur basa, bahan organik dan silika dengan meninggalkan SiO, sebagai sisa berwarna merah. Sedangkan untuk tanah mediteran merupakan jenis tanah yang memiliki perkembangan profit, solum sedang hingga dangkal, memiliki warna coklat hingga merah dengan daya absorbsi sedang. Jenis tanah ini peka terhadap erosi. Kuriakose, dkk 2009 menyatakan bahwa kedalaman tanah atau ketebalan material tanah ditunjukkan dari permukaan tanah hingga mencapai material yang padubatuan. Foth1991 dalam Ikhwanudin 2008 menyatakan bahwa topografi mempengaruhi perkembangan profil tanah, meliputi 1. Mempengaruhi banyaknya presipitasi yang terserap dan tersimpan dalam tubuh tanah sehingga mempengaruhi kejenuhan tanah terhadap air 2. Mempengaruhi laju pengikisan tanah oleh erosi dan 3. Mengarahkan gerakan bahan dalam suspense atau larutan dari satu tempat ke tempat lain Hal tersebut lah yang membuat daerah lereng Kec. Dlingo rawan terhadap Bencana Tanah Longsor. BAB 5 Kesimpulan Dari hal yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya tanah longsor antara lain adalah intensitas curah hujan yang tinggi, jenis tanah pada wilayah tersebut, morfologi, dan terkadang ulah manusia sendiri karena menebang pohon di daerah lereng yang sebenarnya digunakan sebagai penampung air hujan. Untuk masyarakat sendiri sudah mengerti tentang bahaya tanah longsor di daerah pegunungan dan menindak lanjuti hal tersebut dengan tidak membangun rumah atau fasilitas umum di daerah lereng ataupun pinggiran sungai, membangung bangunan anchor, dan tidak menebang pohon di daerah Lereng pegunungan. Daftar Pustaka BNPB. September 2012. “Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat”. Jakarta BNPB Purnomo, N. H.; 2015. Bentanglahan Geografi Yogyakarta & Sekitarnya. Penerbit Ombak ; Yogyakarta Ifanni, M. dan Indrapertiwi, C. ; 2017. Analisis Sebaran Kelompok Rentan di Kawasan Rawan Bencana Longsor untuk penanggulangan Bencana di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul ; Daerah Istimewa Yogyakarta Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Nalunggala, A. ; 2016. ANALISIS POTENSI TANAH LONGSOR DI KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG ; Surakarta › eColls › eThesisdoc ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

TanahLongsor Pengertian Jenis Jenis Penyebab Dan Dampak Maluku Landslide Killed Four People Contoh News Item Text. Contoh Report Text Tent
AbstrakKejadian bencana tanah longsor semakin sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banjarnegara. Bencana tanah longsor kembali menimpa warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada hari Jumat, 12 Desember 2014 jam WIB. Tipologi tanah longsor yang terjadi adalah tipe rotasi, yang kemudian ke arah bawah berkembang menjadi aliran debris akibat material longsoran yang bercampur dengan massa air yang sangat jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor di Banjarnegara 12 Desember 2014 antara lain adalah geomorfologi terbentuk oleh perbukitan di sedang sampai terjal, batuan penutup berupa soil berasal dari pelapukan batuan breksi vulkanik, terbentuknya rekahan batuan di bagian atas mahkota longsor, curah hujan yang sangat ekstrim, terbentuk mataair pada bagian atas dan tengah bukit, tataguna lahan yang sudah banyak berubah dan aktivitas manusia yang sudah menjarah daerah kritis. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor, tetapi dari hasil analisis ada tiga faktor utama penyebab terjadinya tanah longsor yaitu terjadinya hujan ekstrim lebat selama tiga hari berturut-turut sebelum terjadi longsor, topografi pembentuk tanah longsor sangat terjal, tanah soil hasil pelapukan batuan sangat tebal dan bersifat menyerap air sehingga mudah jenuh. Berkaitan dengan hal tersebut sangat dibutuhkan berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana PRB untuk meminimalisasi jumlah korban baik jiwa maupun harta. Kata kunci Tanah Longsor, Banjarnegara, Topografi Terjal, Soil Tebal, Curah Hujan Ekstrim, Pengurangan Risiko Bencana To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morofolagi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi ini ditunjang dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan kejadian tanah longsor menjadi semakin faktor antropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Wang et al.2017mengatakan bahwa kejadian tanah longsor berhubungan dengan berbagai faktor seperti presipitasi, geologi, jarak dari patahan, vegetasi, dan topografi. ...... Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempabumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Tanah longsor adalah bencana alam yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia dan menyebabkan kerusakan luas pada properti dan longsor, secara umum mencakup semua gerakan ke bawah atau tiba-tiba material permukaan seperti tanah liat, pasir, kerikil dan longsor merupakan salah satu bencana utama yang merusak di daerah pegunungan, yang diaktifkan karena pengaruh gempa bumi dan curah hujan . ...... Berdasarkan analisis data drone, maka dapat diketahui kemiringan lereng pada permukiman di utara lokasi longsor secara detail didominasi kelerengansangat curam. Data ini dijadikan acuan untuk perkiraan kelas lereng pada lokasi sebelum data SRTM 30m maka dapat diketahui kemiringan lereng pada sekitar permukiman di utara lokasi longsor mirip dengan kemiringan lereng pada lokasi longsor Naryanto et al., 2017. ...Heru Sri NaryantoHasmana SoewanditaDeliyanti GaneshaAgus KristijonoABSTRAK Bencana tanah longsor di Indonesia semakin sering terjadi dari tahun ke tahun. Bencana tanah longsor telah terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 1 April 2017. Lokasi tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terletak pada zona kerentanan tinggi. Tipologi tanah longsor berupa longsoran bahan rombakan, yang kemudian ke arah bawah Kali Tangkil berkembang menjadi tipe aliran bahan rombakan. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor lokasi penelitian adalah kelerengan, batuan dan tanah, rekahan/retakan batuan, konversi lahan, drainase dan keairan, curah hujan tinggi, dan aktivitas manusia. Dari kesemuanya faktor-faktor tersebut, yang paling dominan dan berpengaruh terhadap tanah longsor adalah lereng yang curam, soil hasil pelapukan sangat gembur dan tebal, alih fungsi lahan dan curah hujan yang tinggi. Material longsoran tidak terkonsolidasi dengan baik sehingga masih mudah bergerak, dan kemungkinan pembendungan pada Kali Tangkil oleh material longsoran tersebut bisa berpotensi terjadinya banjir bandang. Beberapa permukiman yang berada di saekitar lokasi longsor mempunyai risiko tinggi dan sedang terhadap longsor, sehingga perlu dibangun kesiapsiagaan masyarakat, pembangunan sistem peringatan dini longsor serta untuk jangka panjang adalah relokasi jika memang kondisi semakin parah. Pertanian lahan kering pada lereng-lereng sebaiknya menggunakan pola agroforestry. Kawasan sub DAS berisiko longsor, sebaiknya dikembalikan fungsi lahan sebagai hutan konservasi atau hutan lindung seperti sebelumnya. Kata kunci longsor, Ponorogo, curam, soil tebal, degradasi lahan, curah hujan tinggi, risiko ABSTRACT Landslides in Indonesia are becoming increasingly frequent from year to year. A landslide disaster has occurred in Tangkil, Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java Province on April 1, 2017. The location of landslides in Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java, lies in the high vulnerability zone. The landslide typology is a debris slide, which then in the downstream direction Tangkil River develop into a type of debris flow. Factors that influence the occurrence of landslides in the study area are slope, rock and soil, fracture, land conversion, drainage and irrigation, high rainfall, and human activities. Of all the influential factors, the most dominant factors for landslides are steep slopes, weathered soil is very loose and thick, land conversion, and high rainfall. Landslide material is not well consolidated so that it is still easy to move, and the possibility of damming the Tangkil River by landslide material can potentially cause flash floods. Some settlements located near landslide locations have high and moderate risks of landslides, so community preparedness needs to be built, the establishment of landslide early warning systems and long-term relocation if the condition is getting worse. Dryland farming on slopes should use agroforestry patterns. Sub-watershed areas are at risk of landslides, the land should be restored as conservation forest or protected forest as before. Keywords landslide, Ponorogo, steep slopes, thick soil, land degradation, high rainfall, risk... Landslides are becoming more common in Indonesia from year to year, especially during the rainy season [2]. Tectonics in Indonesia that form high morphology [5], faults, volcanic rocks [6] that are easily weathered and are supported by the climate in Indonesia which is in the form of wet tropics, causing the potential for landslides to become higher. ...Landslide is one of the annual natural disasters that occur in the Karangmoncol area, especially during the rainy season. Karangmoncol is located in the central part of Java Island, which is a mountainous area with steep slopes. How the geological structure affects the occurrence of landslides is the objective of this study. Field data of the research include the dimensions of the landslide, the constituent rocks and measurements of the joints. The dimensions and direction of the landslide are drawn on a topographic map. The types of rocks constituent and the direction of the joints/fractures are also drawn on the map, so that the relationship between fracture structures, soil/rock types and landslides in the Karangmoncol area is known. The geological structures in the Karangmoncol area are in the form of bedding planes, shear-fractures, tentional fractures, and intrusional contacts. Intensive layering and joint structures are found in the volcanic sandstones of the Halang Formation. These structural fractures accelerate the weathering of volcanic sandstones to form thick soil. The intrusion of younger sill or dyke type andesite rocks creates a zone of alteration/mineralization of rock and creates a load on the underlying claystone. These main things are internal factors that cause the phenomenon of landslides in the Karangmoncol area.... e-ISSN 2615-3750 ;p-ISSN 2615-3769 -43 -potential for landslides. There are several factors that cause disasters, namely the morphology of the disaster area and its surroundings, lithology with high water absorption capacity, and high and long rainfall, Naryanto [5]. In addition, errors in spatial allocation and management of disaster-prone areas are also the cause Sulistyo [6]. ...Gigit Pratama GinarsoThis research was conducted in the northern area of Banjarnegara Regency, based on the distribution map of potential landslide susceptibility issued by the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation, the northern region of Banjarnegara Regency has a very high potential for landslides including Pandanarum, Kalibening, Karangkobar, Wanayasa, Pejawaran and Batur Districts. . This study aims to formulate the direction of land use for settlements, determine the suitability of the spatial plan, the direction of landslide disaster mitigation and determine the availability of land for the development of settlements in the Northern Region of Banjarnegara Regency. This research method uses quantitative analysis methods and qualitative descriptive analysis using ArcGIS software, namely by analyzing the landslide hazard index, landslide hazard vulnerability index, land capability, settlement land suitability, projection of residential land needs. The results of the study found that the landslide hazard level was Low, Medium and High with a total area of high landslide hazard class of Ha, medium hazard area of Ha and low hazard area of 17,238 Ha. The level of vulnerability to landslide hazards has a vulnerability level of Low, Medium and High with a total area of 5,871 Ha for low vulnerability, 4, for medium vulnerability and Ha for high vulnerability. while the potential lives exposed to the danger of landslides is 21,763 people, the potential physical loss is Rp. the potential economic loss is Rp. The land capability in the northern area of Banjarnegara Regency has a Medium Development Capacity Zone class with an area of 4,689 Ha and Enough Development Capacity with an area of 33,695 Ha. The Suitability of Settlement Land has a Very Suitable category of 1,482 Ha 4%, an SUIT category of 16,576 Ha 43%, an Unsuitable category of 19,454 Ha 51%, and an Unsuitable category of 871 Ha 2%. The projection of residential land needs in 2040 found the need for residential land with a total area of 1,574 Ha and based on the results of the analysis of the direction of land use for settlement development in the northern area of Banjarnegara Regency, it has a total area of 5,790 Ha, with the level of conformity with the plan for the pattern of settlement space with the category of Appropriate for an area of 1,263 Ha. 52% and the Unsuitable category covering an area of Ha 48%. Landslide disaster mitigation directions for residential areas that are in the landslide-prone zone, namely for relocation are 10 Ha 2%, area protection directions are 132 Ha 23% and adaptation directions are 436 Ha 75%. Based on the results of the analysis of the direction of land use for settlements in the northern region of Banjarnegara Regency, it is still sufficient with the availability of surplus land of 4,216 Ha.... Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan. Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempa bumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Melihat dari pemaparan diatas benar adanya bahwa aktivitas manusia juga mempengaruhi bagaimana kondisi alam di masa yang akan mendatang, apakah hal yang mereka lakukan memiliki dampak baik kedepannya atau bahkan justru merugikan. ...Mohammad Adam FirdausMohammad Adhi WicaksanaMufid Zahir Hilmi Alfyananda Kurnia PutraNgadirejo Village is a village located in the highland area that is located at the foot of Mount Bromo. This area is also oriented to the protected forest of the Foot of Mount in recent years the forest area of Ngadirejo Village has been turned into fields and agricultural land due to land function switching activities carried out by the community with the aim of economic benefits. This land function transition activity has an influence for Ngadirejo Village which is a slope area from the foot of the mountain. One of them is the potential for landslides that can occur. This research serves to explain about the influence of land function transition activities on landslide potential in Ngadirejo study uses qualitative descriptive method which is a research method described in descriptive form. As well as in data collection techniques using literature studies and field observations. From the results of the study, it can be known that the production forest area in Ngadirejo Village began to switch functions as agricultural fields. Then because the soil condition of Ngadirejo Village is easily eroded and located on a steep slope, then in general Ngadirejo Village has the potential of landslides that are in the medium to high category. Desa Ngadirejo merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah dataran tinggi yaitu terletak pada kaki Gunung Bromo. Wilayah ini juga berorientasi dengan hutan lindung dari Kaki Gunung beberapa tahun terakhir ini wilayah hutan dari Desa Ngadirejo telah berubah menjadi ladang dan lahan pertanian dikarenakan aktivitas peralihan fungsi lahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan keuntungan peralihan fungsi lahan ini menimbulkan pengaruh bagi Desa Ngadirejo yang merupakan wilayah lereng dari kaki satunya adalah potensi tanah longsor yang bisa ini berfungsi menjelaskan tentang pengaruh aktivitas peralihan fungsi lahan terhadap potensi longsor di Desa ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode penelitian yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Serta dalam teknik pengumpulan data menggunakan kajian literatur serta observasi lapangan. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa wilayah hutan produksi yang ada di Desa Ngadirejo mulai beralih fungsi sebagai ladang pertanian. Kemudian dikarenakan kondisi tanah Desa Ngadirejo yang mudah tererosi serta berada di lereng yang terjal, maka secara umum Desa Ngadirejo memiliki potensi longsor yang berada pada kategori sedang hingga tinggi.... Untuk mengetahui kondisi bawah permukaan berupa perlapisan, struktur geologi dangkal dan sebaran batuan dibutuhkan metode geofisika yang dapat merekam sifat fisik perlapisan batuan bawah permukaan. Salah satu metode geofisika tersebut adalah geolistrik 2 dimensi yang dapat mengetahui sebaran secara vertikal dan horisontal kondisi bawah permukaan berupa nilai tahanan jenis, yang bisa dianalogikan sebagai lapisan batuan Naryanto, 2015a, Naryanto, 2016a. ... Rudy PramonoSyamsul MaarifOne of the aspects or dimensions that need to be understood in the response to disaster is the social aspect. The main objective of this study was to discribe some social issues that are quite prominent in the handling of the earthquake in Tasikmalaya, by taking Pangalengan as a case. This study used a qualitative descriptive by case study design. The study results showed that social solidarity is only grown in very small social units namely the refugee camps. Meanwhile, the time period is also very short, which is only in the period of the displaced. The rest the affected communities in Pangalengan back “take care of their life”. In connection with social stratification, most affected by the earthquake in Pangalengan are lower strata or community groups such as the poor and marginal farmers, public transportation drivers and motorcycle taxi drivers. Coordination in disaster management goes well, need to build a system that is not too bureaucratic coordination but effectively and trustworthyAni AprianiBayurohman PutraKejadian bencana tanah longsor tidak lepas dari kondisi yang memang rentan untuk terjadi gerakan longsor seperti lereng yang curam dan curah hujan yang tinggi. Kejadian tanah longsor diperparah juga dengan ketidakdisiplinan masyarakat dalam penggunaan lahan sesuai dengan fungsinya yang dinamakan alih fungsi lahan yang dapat menjadi faktor pemicu kejadian tanah longsor. Melakukan penelitian tentang alih fungsi lahan menjadi hal yang penting untuk melihat dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis alih fungsi lahan pengaruhnya terhadap tingkat bahaya tanah longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer yaitu survey lapangan dan juga pengambilan data sekunder. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan lapangan tentang kejadian alih fungsi lahan. Kemudian melakukan pengambilan data tentang tingkat bahaya longsor di titik pengamatan alih fungsi lahan. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ordinal. Hasil analisis didapatkan bahwa nilai p value 0,036 0,05. Maka, keputusan yang diambil adalah tolak H0. Dengan demikian, pada tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa variabel alih fungsi lahan mempengaruhi tingkat bahaya longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Hal ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk menggunakan lahan sebagaimana RiadiRizka WindiastutiYatin SuwarnoFloods and landslides occurred almost every year in various regions in Indonesia, especially in hilly or bumpy areas. Floods and landslides as natural phenomena may cause severe disaster, due to high rainfall with small capacity of river cross section that resulted in water overflow through the dike and inundated lower areas. Flood and landslide risk mapping provides spatial information as initiation for mitigation purposes and is very beneficial in minimizing casualties and damages. To avoid landslide disaster, we need to reduce some causing factors, such as the factors that cause unstable slope conditions. The landslide distribution map contains information on geological maps, slope class maps, land cover maps and geomorphological maps; these maps are referred to as factor maps. Overlay method was implemented to analyse flood and landslide-prone areas. The purpose of this paper was to obtain information on areas in Trenggalek Regency that were vulnerable to flood and landslide. Risk analysis was done spatially with good accuracy, so that it can be used for disaster mitigation purposes. Imam A. SadisunRendy D. KartikoIndra A. DinataIndonesia is a risk prone country from landslide disasters. The occurrence of landslides followed by the debris flow often make a lot of casualties and very terrible destructions. Accordingly, debris flow modeling of some Java landslides has been conducted in this study to determine run-out distribution characteristics of the debris materials. The concept of debris flow modeling is based on the equations of momentum, continuation, riverbed deformation, erosion/deposition and riverbed shearing stress. From this modeling, it has been indicated the best fit simulation results. In this case, run-out distributions of Pacet landslide at Mojokerto, December 12, 2002 has been properly modeled with a scenario of viscosity value for around 5 minutes. At Sijeruk landslide, Banjarnegara, January 4, 2006 run-out distributions have been modeled using viscosity value of for 14 minutes 51 seconds. Meanwhile, the modeling for Tenjolaya landslide at southern Bandung, February 23, 2010 with viscosity value of shows time needed for debris materials to reach depositional area is estimated for around 12 minutes 37 seconds. From this study, debris flow modeling had given better understandings regarding flow track, velocity and distribution of debris materials from some debris flows in has not been able to resolve any references for this publication.
Homepage/ report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Tag: report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Artikel Teks Bahasa Inggris Tentang Fenomena Alam "AURORA" Lengkap Dengan Terjemahan dan Daftar Kosakata Baru. By Pustaka Bahasa Inggris Posted on March 19, 2019 November 2, 2019. TitikLongsor pada Berbagai Jenis Tanah Jenis Tanah Luas ha Luas Titik Longsor Kerapatan titik100km² Komplek Regosol dan Litosol 19961 6.5 1 0.5 Latosol Coklat 25524 8.23 2 0.8 Komplek Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Regosol 130053 42.1 25 1.9 Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat 76688 24.8 15 2.0 Gambar 29.
Pengertian Bagian, Tujuan, Ciri-Ciri, dan Contohnya. Report Text termasuk ke dalam Descriptive Text, namun meskipun hampir sama kedua teks ini sebenarnya berbeda. Tujuan dari Report Text adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai objek dari teks tersebut. Perbedaan Report Text cenderung lebih mengarah ke teks yang faktual ilmiah dan
.
  • 1yreb10umc.pages.dev/585
  • 1yreb10umc.pages.dev/843
  • 1yreb10umc.pages.dev/553
  • 1yreb10umc.pages.dev/828
  • 1yreb10umc.pages.dev/90
  • 1yreb10umc.pages.dev/249
  • 1yreb10umc.pages.dev/213
  • 1yreb10umc.pages.dev/472
  • 1yreb10umc.pages.dev/421
  • 1yreb10umc.pages.dev/391
  • 1yreb10umc.pages.dev/81
  • 1yreb10umc.pages.dev/811
  • 1yreb10umc.pages.dev/823
  • 1yreb10umc.pages.dev/964
  • 1yreb10umc.pages.dev/97
  • report text about tanah longsor