Dalam tataran praktis, sebagaimana dijelaskan KH Ahmad Shiddiq bahwa prinsip-prinsip ini dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut: (Lihat Khitthah Nahdliyah, hal 40-44) 1. Akidah. a. Keseimbangan dalam penggunaan dalil 'aqli dan dalil naqli. b. Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam. c. Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid'ah apalagi kafir. 2. Syari'ah

Qanun Asasi (prinsip dasar), dan juga kitab I’tiqad Ahlussunnah wal Jamaah. Kedua kitab tersebut, kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan sebagai warga NU dalam berpikir 7KH. Hasyim Asy‟ari, Al-Qanun Al-Asasi; Risalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, terjemah oleh Zainul Hakim, (Jember: Darus Sholah, 2006), hlm.16.
Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah. AHLI Sunnah wal Jamaah ialah sebagai mana yang disebut oleh al-Hafiz Murtada al-Zabidi dalam kitab Ithaf al-Sadat al-Muttaqin: “Jika dikatakan Ahli Sunnah wal Jamaah, maka yang dimaksudkan ialah al-Ashairah dan al-Maturidiyyah.”. Dr Nuh ‘Ali Salman al-Qudah yang merupakan Qadi al-Qudah (Ketua Hakim) dan
Jadi inti paham Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) seperti yang tertera dalam teks Hadits adalah paham keagamaan yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW dan petunjuk para sahabatnya. Ruang Lingkup Aswaja Karena secara substansi paham Aswaja adalah Islam itu sendiri, maka ruang lingkup Aswaja berarti ruang lingkup Islam itu sendiri, yakni aspek akidah This pdf file contains the translation of the book Hujjah Ahlussunnah Wal Jamaah by KH Ali Maksum, a prominent scholar of NU, the largest Islamic organization in Indonesia. The book is a valuable source of guidance for the followers and practitioners of Aswaja, the moderate and tolerant understanding of Islam. Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Al Asya'irah dan Al Maturidiyah dalam akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta ahli tasawuf yang murni –ilmu dan akhlak— para ulama yang meniti jalannya.
Dengan definisi di atas, maka kelompok Salafi Wahabi secara tidak langsung dikeluarkan dari golongan Ahlussunnah Wal Jamaah karena dalam beraqidah memakai akidah Ibnu Taimiyah. Walaupun dasar aqidah Ibnu Taimiyah berasal dari aqidah Ahlul Hadits, namun ada perbedaan signifikan antara keduanya.
Dari definisi ini bisa difahami, Ahlussunnah wal Jamaah bukan aliran baru yang muncul sebagi reaksi dari beberapa aliran yagn menyimpang dari ajaran Islam yang hakiki, namun justru merupakan Islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW dan yang sesuai dengan apa yang telah digarisan serta diamalkan oleh para sahabatnya. Pengertian Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sejarah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Manhaj Ahlussunnah Dalam Menetapkan Masalah Aqidah. 1. Kesatuan sumber. 2. Manhaj tauqifi. 3. Menjauhi perdebatan dan pertengkaran dalam masalah agama. .
  • 1yreb10umc.pages.dev/214
  • 1yreb10umc.pages.dev/62
  • 1yreb10umc.pages.dev/860
  • 1yreb10umc.pages.dev/792
  • 1yreb10umc.pages.dev/329
  • 1yreb10umc.pages.dev/894
  • 1yreb10umc.pages.dev/627
  • 1yreb10umc.pages.dev/605
  • 1yreb10umc.pages.dev/635
  • 1yreb10umc.pages.dev/770
  • 1yreb10umc.pages.dev/676
  • 1yreb10umc.pages.dev/622
  • 1yreb10umc.pages.dev/57
  • 1yreb10umc.pages.dev/454
  • 1yreb10umc.pages.dev/535
  • definisi ahlussunnah wal jamaah